Recent Post
4.27.2010

Strategi gagal pelarangan buku

"Soeharto tidaklah terlampau “jenius” untuk bisa merancang suatu perebutan kekuasaan secara sistematis."

Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto’s Coup d’État in Indonesia ©2006 The University of Wisconsin Press, Madison, US

john roosa
Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto.
Pengarang: John Roosa
Penerjemah: Hersri Setiawan.
Penerbit: Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra.
Tebal: 392 halaman

Buku tidak akan saya buat resensi, kalau anda berminat anda bisa mengunduh, banyak sekali tersedia di internet. Resensi juga banyak sekali di internet. Saya hanya melihat dari sisi yang berbeda, dari segi teknik, strategi dan pelarangan buku, di luar internet ini mungkin berhasil, tapi di internet strategi ini gagal total.

Menerbitkan buku tandingan bukan pekerjaan yang gampang untuk melawan buku yang populer, yang paling sederhana adalah mengeluarkan larangan. Larangan hanya efektif untuk toko buku, menjadi sulit di internet.

Buku adalah sesuatu yang alami dan memang mungkin saatnya sudah harus terbit. Larangan juga sebagai hal yang wajar, dimana-mana ada larangan, blogger.com, facebook semua juga ada larangan.

Permasalahannya apakah larangan itu punya strategi yang bagus, bisa berjalan seiring dengan yang dilarang. Apakah harus melarang, atau membiarkan saja ? Itu adalah tugas yang berwenang pembuat peraturan untuk merencanakan strategi yang lebih maju.

Barangkali, seleksi alam yang menentukan. Kalau memang benar, walaupun dilarang pada waktunya akan muncul. Kalau memang tidak benar, sekali-pun tidak dilarang, pada waktunya akan terlarang dengan sendirinya.

catatan:
Dalih Pembunuhan Masal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, adalah salah satu buku yang dilarang oleh Kejaksaan Agung sejak bulan Desember 2009.

Related Posts


0 comments: